Mengajarkan Membaca Kepada Anak Sejak Bayi Lahir

Iqra’ (membaca) menjadi perintah pertama yang diterima Nabi Muhammad SAW. ketika ditemui Malaikat Jibril di Gua Hira. Apakah pada waktu itu Rasulullah diminta membaca sebuah tulisan atau mushaf? Dalam riwayat, ternyata tidak demikian. Tetapi yang dimaksud adalah perintah membaca ayat-ayat dari Allah SWT.

Membaca Al Quran | pixabay.com

Dalam mengajarkan Al Quran dikenal dengan istilah membaca bil ghaib yakni membaca tanpa harus melihat mushaf Al Quran. Selanjutnya ada juga membaca bil nadzri adalah membaca Al Quran dengan melihat langsung mushaf.

Ustadz sekaligus pakar parenting, Mohammad Fauzil Adhim menerangkan merujuk istilah membaca bil ghaib dan bil nadzri maka ini bisa diterapkan kepada anak-anak bahkan bayi yang baru saja lahir.

Menurutnya bisa ditempuh dengan mendengarkan ayat-ayat yang dihafal kepada anak-anak, atau membacakan langsung dari mushaf dan anak-anak mendengarkan.

Anak-anak akan menerima dan merekam sehingga membantu anak untuk menghafalkannya di waktu selanjutnya.

Baca Juga : Unduh Al Quran Digital versi Kementerian Agama di Playstore

Selanjutnya membacakan Al Quran kepada anak-anak dan meminta mereka untuk menirukan. Sehingga anak-anak dapat menerima, mengolah dan memproduksi ucapan seperti apa yang mereka dengarkan.

Anak-anak juga bisa diajari mengenal simbol-simbol berupa huruf atau rangkaian symbol sehingga membentuk satu kata yang bermakna.

Penulis Buku Membuat Anak Gila Membaca tersebut juga menguraikan, pentingnya mengenalkan symbol berupa huruf, mengolah dan mengucapkannya sehingga menjadi kalimat. Karena proses pra-membaca semacam ini sangat fundamental dalam mendukung kemampuan anak untuk membaca di masa depan.

Membangun Semangat Anak untuk Membaca

Kemampuan anak untuk membaca memang penting, tetapi ada satu hal yang tidak boleh dilupakan yakni semangat dan antusiasme anak. Sebab tanpa antusiasme kemampuan itu bisa terhenti di satu waktu.

Baca Juga : Merencanakan Liburan Aman dan Nyaman Bersama Keluarga

Antusiasme ibarat energi pendorong agar anak-anak tetap memiliki minat dalam membaca. Ketika anak masih dalam usia TK kemudian dipaksakan untuk mampu membaca mungkin akan mampu. Tetapi bisa jadi ia akan merasa jenuh, sehingga di waktu selanjutnya mengalami kebosanan.

Maka anak-anak perlu dilatih untuk memiliki antusiasme dan adab dalam belajar. Sehingga ia bisa bermain sambil belajar, berusaha belajar meskipun saat bermain. Bukan sebaliknya, belajar sambil bermain. [WM | suara hidayatullah]